Milad Kelima ABRAD

Bagikan Manfaat

Makassar, abrad.ddi.or.id– Milad kelima tahun ABRAD yang berdiri pada 9 September 2019 (9/9/19), jatuh tepat pada hari ini, Senin (09/09/24).

Dalam rangka menyemarakkan momentum milad kelima ABRAD ini, ABRAD menyelenggarakan aneka lomba yang diikuti oleh santri-santriwati.

Read More

Baca juga: Sambut Milad ke-55, PP IMDI Gelar Madrasah Literasi

Beberapa cabang lomba dilaksanakan dalam rangka mencari bibit dan bakat terbaik yang ada di ABRAD.

Ada kaligrafi, cerdas cermat, pidato Arab-Inggris, hafalan Qur’an, puisi dan baca barazanji.

Suasana lomba pidato bahasa Arab-Inggris.

Kegiatan ini juga sekaligus sebagai ajang persiapan kafilah DDI ABRAD yang akan diboyong ke dalam even Milad DDI ke-86 yang jatuh pada 21 Desember tahun ini, yang akan diadakan di Pondok Pesantren Al-Ihsan DDI Kanang, Polewali Mandar Sulawesi Barat.

Terlihat santri-santriwati begitu antusias mengikuti cabang lomba yang mereka ikuti.

Suasana lomba seni kaligrafi.

Pondok Pesantren DDI ABRAD didirikan pada 9 September 2019 oleh sembilan orang generasi DDI dan yang peduli pada DDI.

Mereka adalah: yang pertama, Almarhum Muhammad Azwar Kamaruddin (Pimpinan Pondok Pertama 2019-2021), 7 tahun nyantri di pondok pesantren DDI Mangkoso, lebih kurang 17 tahun berguru di negeri piramida dan keluar sebagai doktor di bidang ilmu perbandingan madzhab Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.

Kemudian Abdul Rahman Zain (Pimpinan Pondok 2021-Sekarang), menyelesaikan program strata 1 di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir bidang ilmu hadits dan doktor program pasca sarjana UIN Alauddin Makassar di bidang yang sama, juga pernah 4 tahun sebagai santri di DDI Mangkoso.

Aktivitas hariannya juga sebagai salah satu unsur pimpinan sebuah perguruan tinggi swasta di kota Makassar.

Hampir serupa dengan Abdul Rahman Zain,  ada Samsidar Jamaluddin, juga merampungkan pendidikan S-1 di fakultas Syariah Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, namun sebelumnya juga menima ilmu di DDI Mangkoso, dan saat ini sedang proses penyelesaian tesis doktoral pada program pasca sarjana UIN Alauddin Makassar di bidang yang sama. Sidar, sapaan akrab kawan karibnya, sehari-hari aktif sebagai pengajar dan kepala departemen HKI di STAI DDI Maros.

Ilham Mangenre, sempat mondok di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang Wajo, menyelesaikan program sarjananya pada departemen Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin Makassar, dan lebih kurang satu dekade menjadi jurnalis di sebuah media ternama di negeri +62 ini, dan saat ini menjadi redaktur di salah satu media daring ternama di Sulawesi Selatan.

Jayadi Amir, alumni DDI Mangkoso, lulus dari jurusan ilmu hadits Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Selain menjalankan usaha, setiap harinya juga menjadi pengelola dan pengajar di salah satu pondok pesantren ternama di kota Makassar.

Hazairin, juga pernah 4 tahun mengenyam pendidikan di DDI Mangkoso, jebolan departemen ilmu bahasa Arab UIN Alauddin Makassar. Sempat menduduki posisi mentereng di salah satu gerai retail multinasional sebelum akhirnya ikut menandai berdirinya ABRAD. Kaligrafer ini juga aktif menekuni usaha jasa dekorasi dalam dan luar ruangan.

Rizkayadi, ASN, humas terbaik lingkup kementerian Agama Sulawesi Selatan di masanya, juga pernah nyantri 7 tahun di DDI Mangkoso, lulus dari departemen Ilmu Penelitian Pendidikan Universitas Groningen Belanda, dan merampungkan program sarjana di UIN Alauddin Makassar.

Andi Taufiq Eka Putra, insinyur jebolan ilmu Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makassar ini, sehari-hari aktif sebagai pengusaha bidang konstruksi. Telah terlibat aktif pada puluhan proyek pengerjaan infrastruktur sipil baik di Sulawesi Selatan maupun di luar Sulawesi Selatan. Dan, selama 4 tahun, juga menyelesaikan pendidikan menengah pertamanya di DDI Mangkoso.

Yang terakhir, Muhammad Adlan, bersama saudara seperjuangan lainnya di DDI Mangkoso dulu, turut andil aktif dalam proses pendirian pondok pesantren DDI ABRAD.

Lulus dari departemen ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebelumnya menyelesaikan pendidikan menengah atas di MAN-PK Makassar.

Selain mengajar di pondok, kesehariannya juga aktif sebagai wirausahawan bidang jasa dan penelitian. Ia membidani berdirinya Celebes Research Center (CRC) dan terakhir menahkodai Makassar Research Center (MRC) perusahaan jasa survei opini publik, serta Maraja Grup, penyelenggara jasa pertemuan insentif konvensi dan pameran (PIKP/MICE).

Kesembilannya memiliki peran penting ketika pertama kali pondok ini diinisiasi.

Baca juga: Pelatihan Mumtaz di ABRAD

Bermula dari kepedulian akan kecemerlangan DDI di masa datang, kelompok ini menginisiasi berdirinya Pondok Pesantren DDI ABRAD pada 9 September 2019, yang hari ini tepat berusia 5 tahun.

Sebagai informasi, penamaan ABRAD adalah singkatan dari Abdurrahman Ambo Dalle, dan jika dibahasa-arabkan menjadi (ابرد) bisa berarti menyejukkan. Atau jika dalam bentuk isim tafdhil akan memiliki makna lebih sejuk.

 

Selamat Milad Kelima ABRAD, tetaplah menjadi penyejuk! 😇🙏

 

URL Pendek Postingan ini adalah : https://abrad.ddi.or.id/qykv

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *